Thursday, April 5, 2012

Perampasan Harkat dan Martabat Seorang Manusia

Sebenarnya ini artikel untuk di upload di ngerumpi.com, tetapi registrasi kesana error terus, ya sutralah disini saja, silahkan di comment...


Sebenarnya saya paling takut mendengar kata ini ’perkosaan’. Beberapa waktu lalu ada sebuah id di twitter yang membuat lelucon dari sebuah tragedi perkosaan di angkot, kalau tidak salah hal itu pernah terjadi di sebuah angkot di Bandung.

Di ngerumpie, saya menemukan dua artikel yang membahas masalah ini dan keduanya berusaha tidak ’menghakimi’, tidak ada yang salah dengan pendapat mereka. Hanya saya mau mengajak melihatnya secara lebih luas, karena pembahasan yang sudah-sudah membahas tentang korban perempuan bagaimana dengan laki-laki?

Menarik bukan? Jika kamu adalah si pemerkosa yang membela diri dengan mengatakan tergoda karena pakaian si wanita, bagaimana perkosaan terhadap laki-laki atau yang disebut anal sex?

Perempuan cenderung tidak berdaya, walaupun dengan luar biasanya ia berusaha menolak, melawan balik lelaki yang memperkosanya tetapi wanita lebih bisa survive melewati pengalaman buruk itu.

Lelaki itu sudah memiliki image kuat, perkasa, jika terjadi perkosaan pada dirinya bagaimana dengan harga dirinya sebagai seorang laki-laki, orang akan melecehkan dan mentertawakan mengapa tak bisa melawan? Betapa jauh lebih parah dan susah untuk mereka survive dalam memperoleh pengalaman buruk seperti itu.

Hal ini bukan hal yang bisa dijadikan lelucon, tak ada yang lucu dalam merampas harkat dan martabat seorang manusia. Tak ada manusia yang ingin memiliki pengalaman pahit itu. Siapa pun dia; pelacur, banci, gay atau seorang gelandangan, mereka pun manusia dan berhak untuk dihargai, mereka tak pernah menginginkan dirinya terlahir seperti itu bukan?

Kita harus lebih bersikap peduli dalam hal ini karena kita pun tak ingin mengalami hal buruk seperti itu. Sebelum kita melakukan sesuatu yang jahat terhadap orang lain, berfikirlah bahwa orang lain pun bisa melakukan hal itu kepada kita.

Jika semua manusia berfikir untuk saling mengasihi dan menghormati keberadaan orang lain maka tak akan ada yang melanggar hak-hak asasi yang lain dan dunia ini akan tenteram.

Pernah menonton film The Woman with Dragon Tattoo? Wanitanya mengalami perkosaan walaupun dengan luar biasanya ia melawan tapi ia merekam kejadian itu dan saat dirinya siap, ia membalikkan apa yang dialaminya itu kepada lelaki itu dan jauh lebih sadis lagi tentunya. Menyodominya dengan replica alat vital lelaki yang cukup besar dan terbuat dari metal dan menato dadanya besar-besar dengan sebuah kalimat pengakuan ‘I’m the rapist” (kalau tidak salah).

Wanita memang terlihat lemah dan perlu dilindungi tetapi ia sanggup membawa bayi di dalam perutnya selama berbulan-bulan, kekuatannya adalah kelemahannya.

Tuhan itu adil, kejadian buruk apa pun yang menimpa kita haruslah kita sikapi dengan baik sehingga kita bisa melihat keindahan dibalik peristiwa itu. Saya tersentuh membaca cerita wanita korban perkosaan dan bisa survive salah satunya Oprah, lalu ada seorang lelaki yang pernah diperkosa di masa kecilnya sekarang menjadi bintang film dan menjadi konselor untuk memotivasi orang yang mengalami hal yang sama dengan dirinya.

*Life is a bitch but don’t be the bitch itself.

sumber: 

Tuesday, April 3, 2012

April 2012 issue; Memupuk Cinta lewat Chatting

Yang namanya hubungan jarak jauh atau sering disebut LDR = Long Distance Relationship, memang terpisah oleh jarak dan terkadang juga berbeda waktu kalau lain Benua.

Di era internet ini salah satu komunikasi yang bisa dilakukan dan juga cukup interaktif  bisa video call, main game bersamaan, berbagi video/film yang disuka, gambar dan lain sebagainya kecuali sentuhan adalah lewat Chat Messenger. Mulai dari hotmail, windows messenger, yahoo, Skype, facebook, dll memungkinkan kita bertemu muka, tak hanya dalam suara dan kata.

Pada saat berjauhan komunikasi itu sangat penting, terkadang yang dekat pun justru bermasalah apalagi yang jauh dan terpisahkan oleh jarak, tidak mudah untuk bertemu langsung.

Bagi pasangan yang sedang berhubungan lalu harus terpisah karena pindah tugas, meneruskan kuliah dan alasan lainnya kecuali untuk putus, setidaknya memiliki dasar untuk berkomitmen melanjutkan hubungan dan hal ini merupakan salah satu ujian atau tantangan untuk keberhasilan hubungan mereka.

Bagaimana dengan pasangan yang memang bertemu dan berkenalan di internet tetapi bisa tetap ’pacaran’ tanpa bertemu secara langsung atau ’kopi darat’? Terdengar aneh, tetapi kalau hubungan itu berhasil yah itulah CINTA, tak ada yang tahu mengapa dan itu pun terjadi pada banyak orang.

Sebenarnya terletak pada awal ketertarikan pada pasangan kita, apa yang kita harapkan dan sebaliknya.
  • Apa yang membuat kita memutuskan bahwa kita ’jatuh cinta’ pada suatu pribadi atau karakter?
  • Apa yang membuat kita selalu tertarik untuk bertegur sapa, memberikan perhatian, bertanya jawab, berdiskusi, berbagi dan lainnya?
Tak ada yang bisa menjawab secara pasti, tak ada ilmu pengetahuan untuk itu, semuanya hanya berdasar kepada naluri atau insting seseorang untuk mengenal sebuah pribadi yang menarik hatinya lalu mencari dan memberi tahu secara jujur kepada orang yang disukainya itu. Bisa dibilang akan terjadi hubungan timbal balik/dua arah. Kalau satu arah berarti yang dicintai tidak mencintai balik.

Walaupun begitu, salah satu yang bisa membuat seseorang tertarik dan ingin tahu lebih dan lebih lagi adalah ’membuatnya penasaran’.
Lelaki biasanya agak sulit atau malas menuliskan kata-kata, jadi ia terkadang tak suka bercerita banyak, terbalik dengan perempuan ia akan bercerita banyak apalagi dalam chatting.

Membuatnya penasaran itu sebenarnya mudah, tetapi terkadang juga susah kalau kitanya terlalu banyak bercerita sebelum lawan bicara kita bertanya tentang siapa kita.

Ucapkanlah hal-hal yang terbilang ’seru’ dan lebih banyak humor, yang penting enjoy & tenang juga berkesan percaya diri tetapi tidak sombong. Contoh; kalau dipuji jangan bilang,”ahh bisa saja!” ”Masa sih?” tetapi ucapkanlah ”Terima kasih!”

Ceritakan impianmu, apa yang akan dilakukan jika kamu bisa bersamanya, pakai imajinasimu, pikirkan hal-hal romantis yang bisa dilakukan jika nanti kalian bertemu. Sehingga lawan bicaramu menantikan pertemuan itu.

Gunakan emoticon-emoticon yang ada untuk mengekpresikan perasaanmu, lakukanlah dengan spontan untuk memberikan kejutan, seperti mengirimkan sebanyak-banyaknya emoticon ’cium’ = kiss attack.

Main games bersama lewat interactive pad atau tebak-tebakan daripada ngobrol doank mending melakukan activitas bersama, jadi tidak bosan.

Cobalah untuk bersikap ’mesra’ untuk tetap menghangatkan hubungan yang ada, walau jauh bukan berarti harus malas bilang ’sayang’, ’dear’, ’cinta’ atau kirim tanda ’cium’ .

Kalau ulang tahun kirim sms kejutan, telepon, video call atau foto dengan kue ulang tahun selayaknya jika kalian bersama, untuk memberikan perhatian.

Dari semuanya yang paling utama adalah bersikap jujur karena dengan begitu apa yang kita lakukan terlihat tulus. Kejujuran itu penting, satu-satunya cara untuk mengetahui jujur atau tidaknya orang yang sedang kita ajak chatting, kita harus benar-benar memperhatikan untuk tahu konsistensi ceritanya, kalau ada yang ganjil nah itu mulai tanda-tanda deh ...Memang tak ada orang yang sempurna, terkadang mereka lupa jadi terlihat plin-plan.

Intuisi hati kita biasanya berbicara benar, asal kita benar-benar peka akan hal itu. Tak ada yang mudah dalam menjalin hubungan apapun. Tetapi jika kita mencintai orang yang benar, jerih payah apapun terbayarkan bukan?

Cinta itu hanya bisa diidentifikasi dengan kejujuran, komitmen dalam arti tepat waktu kalau janjian chatting. Benar-benar menyiapkan dan menyediakan waktu untuk pasangannya walau sesibuk apa pun.

Tak ada orang yang tak mau berbicara atau menghindari pembicaraan dengan orang yang dicintainya terkecuali jika ia berbuat sesuatu yang bisa menyakiti hati pasangannya dan takut keceplosan jadi menghindari.

1-2 kali melewatkan kesempatan untuk berhubungan masih lumrah, mungkin memang penting tapi kalau berkali-kali, hati-hati!

Nikmatilah masa-masa perkenalan, manfaatkan chatting untuk saling mengenal dengan baik siapa lawan bicara kita. Cinta itu anugerah jika memang cinta itu ada, maka harus diperjuangkan tetapi tetaplah santai, jangan terburu-buru atau terbawa nafsu, supaya kita tetap bisa berfikir jernih karena Cinta itu tak pernah merugikan, kalau iya berarti ada yang salah.

Sunday, March 18, 2012

#FFHore Payung Ungu Amela



”Dari semua warna yang ada, kamu paling suka warna apa sayang?”

”Unyu!”

”Bukan unyu sayang, tapi ung-ngu. Coba!”

”Uuuuu-engg-uuuu!”

”Pintar!” Puji Ibu Amela.

Gadis kecil penggemar warna ungu itu bernama Amela. Dipanggil Amel atau Ela tetapi ia menyebut dirinya, ”Naamm-maaa-kyu Ammmm-me-yah!” 

Wajahnya selalu menyiratkan kebahagiaan selama semua warna di sekelilingnya adalah ungu.

Sebuah warna yang anggun, terdiri dari campuran warna merah dan biru. Jika tidak tepat kadar pencampurannya akan membuat warna ini terlihat norak.

Jaman dahulu kala di era Victorian, hanya para bangsawan yang bisa memakai dan memiliki warna ini. Karena barang dengan warna ini akan menjadi sangat mahal harganya akibat banyaknya kegagalan dalam proses pencampuran warna untuk memperoleh warna ungu ini.

Ibunya sering mengajaknya jalan-jalan ke mal dan jika ia mendapati suatu barang dengan warna ungu maka ia akan merengek untuk bisa mendapatkan barang itu. ”Mamm-ma! Ammeyah su-kah! Nginnn, yang i-tu!”
Menunjuk sambil menarik rok ibunya dan sedikit memaksa untuk bisa memperoleh apapun yang berwarna ungu. Tak tega, ibunya pun langsung mengambil dan membelikan barang itu untuk Amela setelahnya, anak itu akan diam dan menggenggamnya dengan erat sambil tersenyum bahagia, yah kebahagiaan yang selalu didamba semua orang.

Orang tua Amela sangat mengharapkan anak gadisnya itu bahagia, mereka akan selalu berusaha memberikan yang terbaik untuknya. Hal ini bukan bentuk pemanjaan dan bukan pula karena segala harta yang dimiliki orang tuanya tetapi karena Amela adalah anak yang spesial.

Tak ada anak yang bodoh, jelek maupun cacat. Semua manusia terlahir sempurna dengan segala tujuan yang Tuhan sudah rencanakan untuknya.

Kekurangan adalah kelebihan jika kita bisa menerima dan memaknai hidup dengan jalan bersyukur.

Anak itu anugerah dan sebagai orang tua siapa pun wajib mendidik, mendorong dan menyayanginya dengan baik supaya ia bisa menghargai setiap detik kehidupannya. Sekali lagi cinta adalah segala-galanya untuk membesarkan seorang anak.

Amela dengan warna ungu adalah suatu keajaiban. Sejak berumur dua tahun, gadis kecil mereka tak bergeming tak pernah bereaksi atas hal apa pun. Hingga suatu hari di kala hujan, neneknya datang memakai payung berwarna ungu. Kala itu, pintu dibukakan oleh ibunya dan Amela sedang duduk termenung menatap ke arah pintu dan sang nenek membuka-tutup payungnya demi mengibaskan air yang tertinggal di payung itu.

”Mmma...mmmaa...mmaaa!” Terdengar seperti berusaha memanggil ibunya. 

Baik ibu maupun neneknya langsung tertegun mendengar suara itu, suara gadis itu yang telah sekian lama mereka tunggu untuk didengar.

”Coba sekali lagi, apa yang mau kamu ucapkan sayang?” Ujar ibunya dengan hati bahagia, melihat anaknya bereaksi.

”Ayo Amela!” Neneknya ikut menyemangati tak sabar ingin mendengar suara cucunya lagi.

”Mmmma...mmmaaaahhh!” Sambil menunjuk ke arah pintu.

”Apa? Payung itu kali, Ma?” Tanya ibunya kepada sang nenek.

”Mungkin!” Lalu kembali membuka pintu dan mengambil payung ungu itu.

Ketika itu Amela langsung berdiri melihatnya lalu mendekat dan diam dibawah payung itu tersenyum sambil berusaha menyebutkan kata ’Mama’ .

”Mmma...mmmmaaa...mmmaaa!” Ujarnya berulang-ulang.

Itulah interaksi pertama terhadap dunia di luar dirinya akibat payung berwarna ungu. Sejak saat itu, mulailah orang tuanya mencoba menghiasi kamar tidur dan tempat bermainnya dengan warna ungu dan jika ingin bercakap-cakap mereka menggunakan pakaian dengan warna itu.

Yah, Amela anak yang spesial. Perlu waktu untuk menjangkau dan mengenal dunianya, tapi orang tuanya tak pernah putus asa. Sejak pertemuannya dengan warna ungu, Amela mulai bisa mempelajari kata-kata untuk berkomunikasi dengan orang tua, nenek dan kakeknya.

Sekali lagi ia tidak bodoh, hanya berbeda cara berinteraksinya. Dengan penanganan yang khusus ia pun bisa hidup normal sama seperti anak yang lain. Anak autis tidak memiliki tingkat kecerdasan yang rendah hanya perlu perhatian lebih untuk mengetahui dunianya, apa yang membuatnya fokus. 

*Another Indonesian FF by @victoriadoumana  

Saturday, March 17, 2012

Tipe Lelaki Impian Setiap Wanita – Bab21



Rubby sedang memperhatikan Sam menyisir rambutnya perlahan di depan kaca rias, rambut hitam kecoklatan berkilau dan panjang seperti model iklan shampo.

”Hei, ngelamunin siapa?” Tanya Sam sambil melempar boneka dari meja rias ke arah Rubby.

”Nggak, nggak penting.”

”Pokoknya aku yang paling penting bagimu, kan?” Tanya Sam manja.

Sam, adalah kependekkan dari Samantha. Seorang model blasteran yang menghabiskan masa kecil di Harlem, Belanda. Ia sangat cantik, hidungnya mancung, kulit mulus tak bernoda dan jika tersentuh pun sangat halus seperti kulit bayi. Rubby sangat mencintai gadis ini melebihi apa pun.

”Pasti, kamu segala-galanya bagiku.” Jawab Rubby dengan sebuah pelukan dan ciuman hangat mendarat di bibir Sam.

Bagi Sam, Rubby itu seseorang yang sangat teristimewa di hatinya. Ia selalu memberikan kejutan-kejutan yang berkesan untuknya.

Seperti pada 14 Februari lalu, Rubby menyiapkan makan malam di apartemennya, memasakkan makanan kesukaan Sam dan mengakhirinya dengan berlutut di depan Sam. Ia membuka sepatu pink Sam dengan lembut sambil mengecup kakinya, mengeluarkan sebuah kotak berbentuk hati dari sakunya lalu membuka kotak itu perlahan dan memperlihatkannya kepada gadis yang sangat dicintainya.

Saat itu, Sam terkesima dibuatnya, ”Oh my God, I’ve been looking for this ring! Where you get this, how did you know?

Sebuah cincin diberikannya tetapi bukan untuk jari tangan Sam yang lentik melainkan jari telunjuk di kakinya. Sebuah cincin dari platinum berbentuk hati.
 “Will you marry me, Sam?”

Tanpa ragu lagi Sam langsung menjawab, “Absolutely, I love you!

Rubby adalah orang yang selalu menjadi dambaan para gadis. Orang yang selalu memperhatikan dan tahu apa yang diinginkan gadisnya bahkan sebelum diminta. Bisa menyimak dengan baik apa yang diceritakan dan sedang dikeluhkesahkan oleh Sam. Walaupun itu hanya omelan akibat hormon PMS belaka.  

Orang tua Sam bercerai dan membuatnya harus ikut ke Indonesia bersama ibunya.

Umurnya baru tiga belas tahun saat perceraian itu terjadi dan pergaulan yang salah membuatnya terjebak ke dalam jaringan narkotika.

Diawali dengan mencoba merokok atau pun memakan brownies yang mengandung mariyuana karena di Belanda hal itu dibebaskan. Walaupun harus menunjukkan KTP, tetapi semua anak bisa saja memperolehnya dengan jalan membayar orang dewasa untuk membelinya. Kecanduan untuk itu terus berlanjut sampai di Jakarta dari mariyuana beralih ke pil ekstasi bahkan yang lebih parah kokain dan heroin.

Jika tidak bertemu Rubby pada suatu malam di sebuah klub di bilangan Jakarta Selatan. Kemungkinan besar ia sudah ‘dikerjai’ oleh dua orang pria yang membelikannya minuman.

”Hai, gadis ini bersamaku!” Kata Rubby kepada kedua lelaki yang sedang merangkul Sam keluar klub.

”Tapi gadis ini sudah bersama kami, ia sudah kami bayar!” Ucap salah satu lelaki itu sedikit marah.

”Ia datang bersamaku dan harus pulang bersamaku!” Tegas Rubby yang datang dengan dua orang security klub.

Klub itu milik Rubby dan ia sudah memperhatikan Sam sejak awal, ia tahu bagaimana bejatnya kedua laki-laki yang membuat Sam mabuk. Akhirnya kedua lelaki itu pergi dan melemparkan Sam ke arah Rubby.

Rubby membawanya ke pusat rehabilitasi, berusaha menyembuhkannya, tak pernah jemu menyemangatinya untuk bisa bertahan dalam keadaan sakaw. Bahkan ia sempat menghajar Rubby demi sebuah obat penenang, tapi Rubby tak pernah marah ataupun membencinya, ia selalu kembali dengan kasih sayang dan perhatian. Pada saat itu Sam baru merasakan namanya dicintai.

Masa lalunya memang kelam, tetapi perhatian dan cinta Rubbylah yang membuatnya sadar bahwa hidupnya itu sangat berarti. Karena kini, ia tidak hanya hidup untuk dirinya sendiri tetapi untuk Rubby juga.

Saat Sam sembuh dari kecanduannya, Rubby mengantarkan untuk kembali ke Ibunya, bersujud dan meminta maaf atas segala perbuatannya.

Rubby melihat potensi Sam dan mengarahkannya ke dunia modelling dan ia berhasil. Dunia modeling membuatnya memiliki penghasilan yang cukup dan ia pun mulai mengikuti kursus-kursus untuk menopang karirnya, seperti acting, public relations, presenter dan lainnya.

Untuk Sam, ketulusan cinta Rubbylah kunci keberhasilannya. Dia tak tahu apa yang harus dilakukan tanpa dirinya. Tetapi Ibunya tak pernah menyetujui hubungannya dengan Rubby.

”Rubby lain Mah, ia segala-galanya buatku!”

”Ingat, walau bagaimana pun baiknya Rubby tapi Mama tidak akan pernah mengijinkan kamu menikahinya!”

”Tapi di Belanda kan bisa!”

” Mama tidak akan pernah merestui hubungan kamu, titik!”

Sam paham benar bagaimana sakit hati ibunya terhadap ayah yang meninggalkan mereka demi seorang lelaki. Ia pun sakit hati terhadap semua laki-laki akibat kelakuan ayahnya.

Rubby itu bernama lengkap Rubyanti Swari, anak perempuan semata wayang di keluarganya, besar bersama ke-empat kakak laki-lakinya tanpa kasih seorang ibu.

*Another Indonesian FF by @victoriadoumana 
#FFHore Cinta yang Menyembuhkan EXTENDED version

#FFHore Aku Sakit Hati Karenamu, Gigi!


Paling risih kalau harus tertawa, karena susunan gigi bagian atasku jauh lebih mancung ketimbang yang bawah. Yah, aku sama seperti manusia lain yang tidak mensyukuri keadaan fisiknya. Tidak jelek, hanya hal tersebut mengurangi rasa percaya diri.

Padahal posisinya di dalam mulut tapi ternyata sangat mempengaruhi tampilan wajah secara keseluruhan. Mungkin beberapa orang tidak perduli jika ke-32 bagian ini tumbuh tak beraturan atau mungkin juga karena tidak ada biaya lebih untuk itu, seperti aku. Untuk biaya kuliahku saja orang tuaku harus mencicil ke Bank dengan menggadaikan rumah.

Dengan berat 50 kilogram, tinggi 175 centimeter dan lingkar dada 34 B sebenarnya sudah cukup untuk menjadi model tetapi tiap-tiap kali ikut casting,
”Sayang, padahal badan kamu itu oke! Bahkan sebagai model dada kamu tidak rata, cukup berisi, hanya... kurang cantik dari samping. ” komentar seorang produsen iklan.

”Di behel dulu deh, baru nanti kembali ikut casting lagi disini.” Ujar seorang desainer.

Selalu saja disinggung soal itu lagi. Sakit hati jadinya, karena gigiku ini.

Bagaimana bisa jadi model, baru mencoba amatiran saja sudah ditolak. Kejamnya dunia ini, soal fisik selalu dipermasalahkan. Kapan bisa mempercantik diri, jika memulainya saja sulit.

Akhirnya aku menyerah, setiap kali ada lowongan casting kutepis. Hingga suatu saat ada pengumuman dari Kampus Kedokteran Gigi; ”Dicari Pasien untuk Memakai Behel Gratis”

Aku pun mencari si pemilik pengumuman itu ke Kampus Kedokteran Gigi.

”Hai, aku mencari Anton yang memasang pengumuman ini.” Tanyaku kepada salah seorang mahasiswa disana.

” Tonnn! Ada yang cari kamu tuh, calon pasien!” Teriaknya.

”Hai, Anton. Kamu mau, jadi bahan percobaanku?” Tanyanya ragu setelah memperhatikanku dari bawah sampai atas.

”Memangnya kenapa?”

”Habis kamu sepertinya tidak punya masalah soal fisik, mengapa mau memakai behel?”

”Coba perhatikan baik-baik susunan gigiku ini!” aku langsung membuka mulutku di depannya.

”Hmm, sebenarnya masalah kamu ada di rahang bukan di gigi. Tetapi bisa diperbaiki lewat pemasangan behel juga sih, tapi kasus yang kucari bukan yang seperti ini, yang benar-benar kacau sekali susunannya, yang giginya tumpang tindih demi pemenuhan kasus untuk jurusan Orthodontis-ku ini. ”

Habis harapanku untuk memperbaiki susunan gigiku ini, begitu mendengar perkataan Anton.

”Eh, tetapi kalau kamu mau, aku masih bisa membantumu sih. Cobalah datang ke klinik tempatku KKN.” Sambil menyodorkan sebuah kartu nama.

”Benarkah? Tetapi aku berniat mencari yang gratisan, karena kutahu biayanya pasti menghabiskan delapan juta keatas.” Jelasku lagi.

”Iyah, bisa diatur kok pembayarannya.” Ujarnya lagi.

”Oh, Baiklah.”

”Terima kasih yah untuk merespon pengumumanku.”

”Sama-sama.”

Akhirnya aku mengunjungi klinik itu dan ternyata harus membuat janji terlebih dahulu untuk bertemu dengan dokter gigi yang dimaksud tepatnya orthodontis, ternyata berbeda antara dokter gigi umum, ahli bedah mulut dan orthodontis. Baru tahu aku.

Kalau untuk tambal gigi dan cabut gigi itu biasanya dengan dokter gigi umum. Kalau masalah gigi belakang yang tumbuh terlambat atau miring dan membutuhkan operasi besar karena mengganggu, harus dengan ahli bedah mulut lalu mengenai masalah kecantikan atau estetika itu bagiannya orthodontis.

Akhirnya aku datang kembali dan bertemu dengan dokter Rudi bagian orthodontis di klinik tersebut dan Anton pun ada disana bertindak sebagai asistennya.

”Hai, terima kasih mau berkunjung ke klinik.” Sapa Anton ramah.

Mereka berdua mengamatiku lama sekali dari ujung kaki sampai rambut dan terlihat berdiskusi kusyuk lalu mempersilahkan aku duduk di kursi periksa.

”Silahkan duduk!” Anton mempersilahkan aku duduk dan menarik meja berisi alat-alat untuk mempermudah diriku mendudukinya.

Ketika menutup kembali meja itu tak sengaja tercium parfumnya, segar dan wangi. Juga kulihat ia memakai kalung emas di lehernya ketika ia menundukkan badan memakaikan tissue penadah air liur di dadaku.

Sang dokter akhirnya memeriksaku, bahkan mencetak gigiku. Sekali lagi mereka berdua mengamatiku.

Setelah pemeriksaan selesai, aku menanyakan biaya dan cara pembayarannya.
”Jadi bagaimana Ton, Dokter Rudi?”

”Gampang, dua hari lagi kembali yah untuk cabut gigi.”  Jawab Dokter Rudi dan di tambah kedipan Anton.

”Jadi gigiku harus dicabut juga?” Tanyaku agak sedikit ketakutan.

”Iyah, kalau mau di behel harus dicabut giginya dan untuk kamu harus 4 gigi seri di depan , 2 atas dan 2 bawah agar seimbang untuk menarik rahang atas menjadi selaras dengan rahang bawah.” Jelas dokter Rudi lagi.

”Tenang, nanti pada saat dicabut kamu tidak akan merasakan apa-apa kok.” Tambah Anton.

”Lalu soal biaya bagaimana?” Tanyaku lagi.

”Gampang, dokter Rudi yang mengatur.” Jawab Anton.

”Baiklah.”

Aku memang sedikit heran, tapi inilah saatnya aku memperbaiki diri. Beruntung aku menemukan pengumuman itu, lagipula Anton juga orangnya lumayan.

Sejak saat itu aku rajin menyimpan lowongan casting model. Walaupun mungkin membutuhkan waktu tetapi biasanya setelah memakai behel, seperti temanku ia sudah bisa berkarir di catwalk.

Aku kembali ke klinik itu dua hari kemudian, sepi tak ada pasien lain selain diriku. Sepertinya aku adalah pasien terakhir, pikirku. Kuberdoa dalam hati untuk mengusir ketakutan dan bayangan kesakitan setelah dicabut nanti.

”Hai, Silahkan masuk!” Anton mengajakku masuk ke ruang periksa.

Sambil tersenyum aku mengikutinya. Ia pun mempersilahkanku duduk di kursi periksa dan tak lama dokter Rudi pun datang.

”Sudah siap kehilangan gigi?” Tanya dokter Rudi.

Mengangguk ragu.

”Hahaha, jangan khawatir tidak akan sakit kok.” Mereka mencoba menenangkanku.

”Ahh, itu apa dok?” ujarku begitu melihat jarum suntik.

”Ini supaya kamu tidak sakit, coba kemarikan lenganmu.” Anton menarik lenganku dan mengusapkannya dengan kapas beralkohol.

”Kok di lengan dok?” Ujarku sedikit heran, seingatku biasanya mereka menyuntikkan di gusi seperti waktu pencabutan gigi gerahamku beberapa tahun yang lalu.

”Iyah, kamu tidak mau merasa sakit kan?” Jawab dokter Rudi santai.

Ketika mereka akan menyuntik, terdengar suara keras dari luar.

”Dokter maksiat! Keluar kamu!”

Pintu ruang periksa di dobrak keras, kulihat beberapa bungkus Durex berjatuhan dari sebuah box akibat guncangan pendobrakan itu, empat orang memegang pistol mengecam dan langsung memborgol dokter Rudi dan Anton yang masih terperanjat.

”Hai, kamu tidak apa-apa?” Tanya salah seorang dari mereka.

” Tidak, ada apa ini?” Tanyaku heran.

”Kamu Astri kan?”

Kujawab dengan anggukan.

”Kami dari kepolisian dan menurut laporan resepsionis di klinik ini akan terjadi lagi penipuan terhadap gadis yang ingin memakai behel gratisan. Sudah banyak kasus yang kami dengar tentang dokter dan asistennya ini. Kami harap kamu mau menjadi saksi di pengadilan nanti, untuk mengadili dokter gigi maksiat ini.”

Masih tertegun di kursi periksa. 


*another FF by @victoriadoumana 

Wednesday, February 29, 2012

JUST ANOTHER E-LOVE #20HariNulisDuet With @Ririntagalu


Lefteris: Hi, i already book the ticket
Darsih : Ahh, finally. looking forward to meet you soon...

Chat terakhir dengan Lefteris, sebelum ia datang ke Indonesia. 
enam bulan sudah Darsih berhubungan dengan pria Yunani, yang dikenalnya lewat sebuah website. Perasaan senang bercampur khawatir menghinggapinya menunggu kedatangan Lefteris.

Sudah dua laki-laki yang pernah berhubungan dengannya di internet dan berjanji menemuinya tetapi berakhir dengan penipuan. Ia sangat berharap Lefteris adalah nyata, tidak hanya sebuah profil yang dibuat untuk menipunya.

Sebuah pesan singkat dari Lefteris diterimanya ketika menuju airport dari Bogor.
Transit in Malaysia
in few hours will arrived in Jakarta
can’t wait to see you.

[Beberapa jam kemudian]

Darsih mengetikkan pesan ke ponsel Lefteris,
Are you landing yet?

[Tidak ada balasan]

Darsih mulai berfikir bahwa Lefteris tidak nyata, ia hanya salah seorang dari profil penipu di website jodoh tersebut.

[Mulai cemas dan kecewa]

TIba-tiba ponselnya berbunyi, pesan singkat dari Lefteris.
Wait for me, there is a problem in immigration

[Akhirnya tiga jam penantian berakhir]

Seorang Lelaki muncul dari balik bilik kedatangan, kemerahan dengan bewok tipis keabuan menghiasi wajahnya tak jauh berbeda dari yang terlihat di foto dan webcam.

”Ia nyata, lelaki itu benar-benar disini, menemuiku.” Darsih bersorak dalam hati.

Kikuk menerima pelukan dari Lefteris yang kegirangan menemui Darsih. Salah satu akibat perbedaan kultur, tetapi akhirnya mereka bisa mengatasinya beberapa menit kemudian.

Lelaki itu setelah menghabiskan waktu berjam-jam di pesawat ditambah transit masih harus melakukan perjalanan sekitar lima jam ke Sukabumi, belum ditambah macet di jalan raya Bogor. Walaupun Darsih yang menyetir selama perjalanan, tetap saja harus diberi acungan jempol pada lelaki yang sedang membuktikan cintanya itu.

Darsih menginginkan Lefteris bertemu orangtuanya sebelum mereka berdua pergi liburan ke Bali. Adat istiadat ketimuran tetap dipegangnya.

Setelah melewati Jakarta, beristirahatlah di tempat peristirahatan sebelum memasuki Ciawi.

Terjebak macet antrian angkot di Jalan Raya Bogor, Lido, Cigombong, Cibadak  yang lainnya setelah melewati Ciawi-Bogor. ~Long Ride to Sukabumi episode 1  

 Akhirnya tiba di rumah  Darsih.
"This is your house?"
"Yess. What's in your mind?"
"Sweet, I love this."
Darsih senang dengan tanggapan Lefteris.

"This is my mom, and dad," kata Darsih ketika memperkenalkan kedua orangtuanya. Kedua orangtuanya tidak terlalu banyak komentar mengenai Lefteris, dan mengapa Darsih memilih dia yang berasal dari luar negeri, dunia yang berbeda dengan mereka. Mereka tidak punya pilihan ketika putri mereka satu-satunya sudah memasuki usia yang tidak muda dan masih lajang.

"They're still energic," komentar Lefteris tentang orangtuanya. Darsih merasa Lefteris tahu bagaimana membuatnya merasa senang.

Masa liburan di Bali.
"You're beautiful," puji Lefteris. Dan sebuah kecupan mendarat di dahi Darsih.
Darsih tidak merasa kikuk lagi, dia sudah terbiasa dengan ungkapan sayang dari Lefteris.

Makan malam keempat di Bali.
Kali ini Lefteris sudah berlutut di hadapan Darsih.
"Will you marry me?" Darsih terperangah. Dia tidak menduga Lefteris akan melamarnya, secepat ini.
Tapi, melihat Lefteris yang berlutut di hadapannya ditambah dengan bunga mawar putih di tangan Lefteris dan cincin di tangan yang lain, membuat pertahanan Darsih musnah. Dia mengangguk. Dan langsung tenggelam di pelukan Lefteris. Kini, sebuah kecupan berada di bibirnya.

Hari keenam ketika mereka sedang duduk di beranda hotel.
"When we married, we will stay in Indonesia, right?"
"Don't you want to stay in Greece?"
"Not like that, but I can't leave my parents here alone. They need me here,"
"So, we will take them with us." ucap Lefteris enteng. Darsih merasa salah. Dia tidak mungkin memaksa ibu dan ayahnya ikut ke Yunani, memaksa mereka beradaptasi di negeri orang.

Liburan usai.

Lefteris harus kembali ke negaranya dan meninggalkan Darsih, wanita yang baru ditemuinya walaupun sudah berhubungan lama di internet.

Keduanya memang bahagia tetapi saat-saat seperti ini membuat mereka sangat sedih, bertemu dengan cinta mereka yang telah terpisah sekian waktu karena jarak tetapi harus kembali terpisah dan berhubungan lewat internet lagi.

Di bandara Soekarno Hatta. Mereka berusaha tegar.

”I only able to accompany you until here.” ucap Darsih menahan kepedihannya di depan pintu masuk keberangkatan.

“Why? You need to go now? We still have time together.” Lefteris menarik tangannya.

“No, cannot! I don’t have the ticket.”

“Owh, I thought everyone can go until the closes to the airplane.

“No, we can’t. Need special permits.”

“Ok, wait here. I’ll be back!”

Setelah Lefteris selesai check in ia kembali menemui Darsih, keduanya tak rela harus berpisah lagi. Keduanya tetap berusaha menahan air mata mereka.

Akhirnya mereka pergi membeli coffee dan kue, keduanya mencoba mengalihkan agar tidak terbawa sedih dengan mengecek ponsel masing-masing sambil melihat jamnya.

“You have tissue, Darsih?”

Saat itu mata mereka bertatapan dan Darsih mendapati mata lelaki yang baru kopi darat dengannya beberapa minggu, merah dan basah.

Dalam hati Darsih berkata, “Betapa besar cinta lelaki ini kepadaku, ia menangis untukku, tangisan pedih karena takut kehilangan”

Pada saat tatapan mata mereka bertemu, wajahnya terasa panas dan matanya pun mulai basah dan kelopaknya tak bisa lagi menampung air matanya. Mereka berdua menangis dan menyadari bahwa cinta mereka memang nyata, perasaan mereka sama.

Darsih tetap harus melepas Lefteris kembali ke negaranya begitu juga Lefteris dengan berat hati harus pergi meninggalkan wanita yang dicintainya dan berharap agar Tuhan merestui dan melancarkan segalanya agar mereka bisa bersama lagi dalam waktu dekat.

Di pintu check in keberangkatan luar negeri, terjadi lagi adegan Ada Apa dengan Cinta, hanya saja berbeda pemain. Keduanya saling berpelukan dan berciuman tak rela terpisahkan dengan ditonton sekian banyak orang yang sedang lalu lalang di bandara. 

Friday, February 24, 2012

IMPIAN DI MAP BIRU Day 15 #20HariNulisDuet Bareng @Teguhpuja


Sebuah map biru tersimpan rapi di atas meja kerjaku. Belum sempat aku membukanya. Masih ada beberapa project lain yang pekan ini harus diselesaikan. Aku rasa, map biru itu masih bisa menunggu.

Tapi entah mengapa tergoda juga untuk mengintip isi map biru itu, akhirnya kubuka juga. Ternyata proyek membuat gedung tertinggi di Dubai.

Benar-benar mengejutkan. Aku tidak pernah menyangka akan ada map biru berisi proyek seperti ini mendatangi kantorku. "Sebuah tantangan baru!"

Mampukah aku? Aku meragukan kemampuan diriku sendiri tetapi tertantang sebagai seorang arsitek.

Dubai, sebuah proyek serius yang jika berhasil ditaklukkan akan menaikkan nama firmaku dan sejumlah proyek besar akan antri untuk kami kerjakan.

Aku tahu, ada sekian hal yang harus kusiapkan. Bukan saja konsentrasi penuh tetapi juga dukungan dari rekan-rekan kerjaku. Akan ada banyak sekali perbedaan pendapat yang muncul pada saat diskusi mengenai pengambilan proyek ini. Jika berhasil maka ini akan menjadi satu pencapaian terbesarku.

Kututup map biru itu dan kuminta semua orang yang memungkinkan untuk terlibat ikut mendiskusikan dalam rapat besok.

Esok hari semua berkumpul di ruangan rapat, satu persatu proyek yang sedang berjalan dibahas, sebelum akhirnya memasuki pembahasan proyek map biru.

”Baik, semua proyek yang sedang berjalan mohon diselesaikan tanpa mengurangi prioritas dan kualitas pelayanan firma kita. Ada satu lagi proyek baru yang menanti, apakah ingin dibahas sekarang?”

Beberapa orang menatapku ragu. Terlihat wajah-wajah keberatan menerima proyek baru.

"Bagaimana?"

Salah satu dari mereka akhirnya mengucapkan sesuatu. Sebuah penolakan kalau boleh kukatakan. "Kami rasa, kita belum sepenuhnya siap untuk proyek baru, Pak.”

"Apakah ada di antara kalian yang berpendapat sama?"

Beberapa akhirnya mengacungkan tangan dan meminta interupsi. Mata-mata yang ragu itu terlihat semakin jelas. "Masih ada proyek kita yang belum selesai, Pak. Saya takut proyek yang sudah ada sebelumnya, tidak selesai dengan maksimal. Bagaimana dengan kemungkinan itu Pak?"

”Segala kemungkinan itu ada, saya berfikir untuk mengajak firma dan perusahaan konstruksi besar lainnya dari beberapa negara demi terlaksananya proyek ini. Terus terang ini proyek impian, jika berhasil memenangkan tender proyek ini maka perusahaan kita bisa go public.”

”Jika berhasil, jika tidak? Bagaimana pengaturan tanggung jawabnya? Untuk memenangkan proyek ini kita butuh semua arsitek untuk terlibat memikirkannya tidak cukup hanya 1-2 orang arsitek saja. Sedangkan proyek yang sedang berjalan tetap harus diselesaikan dengan baik.”

Rekanku menyudutkan mengenai pembagian tugas, dan pastinya semua orang ingin terlibat dalam proyek impian, tetapi jika gagal memenangkan tender dan proyek lain terbengkalai nama firma dipertaruhkan.

"Maka dari itu saya meminta dukungan kalian semua. Saya tentu tidak bisa memutuskan segala sesuatunya sekehendak hati tanpa mempertimbangkan pendapat dari kalian."

Proyek ini sudah aku mimpikan sejak lama dan tidak pernah berpikir bahwa semua ini harus kulepaskan begitu saja tanpa berusaha memperjuangkannya.

"Saya rasa kita jangan serakah, pengalaman dengan tender sebelumnya, mengajarkan kita harus matang dalam membagi prioritas agar tidak terjadi ketimpangan."

"Saya tidak sedang meremehkan proyek yang sedang berjalan. Tetapi ini proyek besar, dan saya meminta kesedian anda semua untuk ikut merumuskan yang terbaik sebagai penyelesaiannya."

Aku menghela nafas, semua rekanku meragukan kesanggupan mengelola proyek ini dan dalam pikiranku hanya ada satu orang yang bisa kugandeng untuk mewujudkannya, hanya saja ia berada di salah satu firma kompetitor kami.

Tanpa memutuskan melepas proyek atau tidak, rapat kutangguhkan. Dalam hati ku bertekad untuk mencari jalan keluard demi impianku.

Kuambil ponsel yang kutinggalkan di atas meja kerjaku tadi. Kucari perlahan namanya, nama orang yang sanggup membantuku sekarang.

Degup jantungku berdetak lebih cepat sekarang. Ini sebuah keputusan yang penting dan aku tidak boleh salah melangkah. Haruskah aku tetap lanjutkan?

Aku ragu dan sekaligus takut dengan keputusan yang ingin kuambil.

Tetapi aku sangat menginginkannya, mewujudkan impianku lebih dari apa pun juga. Kuputuskan untuk meneleponnya, kudengar nada tunggu dari ponselnya, orang yang pernah berada di hatiku, yang berambisi sama tetapi berakhir menjadi rival.

Begitu diangkat aku mematikan ponselku, aku ragu berbicara dengannya. Tetapi ia malah berbalik menghubungiku, ponselku berdering dan nama Septi terlihat di ponselku, hingga dering yang terakhir baru kuangkat.

”Halo, apa kabar?” Tanyanya langsung.

”Maaf, salah tekan!” Jawabku seadanya.

Long time no heard from you?”

“Iyah, sorry. Busy.”

“Terlintas semalam untuk menghubungimu, tiba-tiba kamu meneleponku.”

“Oh ya, ada apa? “ Tanyaku penasaran.

Our dream project, Dubai!”

Deg, aku terkejut. Ternyata firmanya pun memperoleh tawaran proyek itu.

"Sebentar. Maksudmu apa? Kamu dapatkan proyek untuk membuat bangunan di Dubai?"

"Yup, tawarannya datang sekitar sepekan yang lalu. Aku mengambilnya langsung tanpa membicarakan ini dengan yang lain. Ini proyek besar dan aku harus ingin memperoleh tendernya sesegera mungkin."

"Wait!"

"Ya?"

You don't talk about this to your colleagues? I mean, how could you?"

"Terlalu banyak pertimbangan kadangkala tidak baik juga. Aku rasa harus ada seseorang yang berani mengambil keputusan dan aku punya wewenang untuk itu."

Aku terdiam mendengarnya. Terkadang ia ada benarnya.

“Hei, kamu masih disana? Kok diam sih? Lebih baik kita bicarakan sambil makan malam, bagaimana?” Tawarnya.

”Baiklah, kujemput pukul delapan malam?”

”Ok, kutunggu.”

Saat makan malam,
Aku memandanginya dan teringat satu hal yang membuat kami berbeda adalah prinsip hidup. Ia rela menghalalkan segala cara untuk sukses.

”Kamu masih suka makan dengan memotong-motong dagingnya terlebih dahulu dari pada memotong sedikit-sedikit sambil dimakan.”

You still remember?” Ujarnya sedikit terkejut.

Tentu saja aku mengingatnya, aku selalu memperhatikan hal-hal kecil yang dilakukannya. Proyek ini membawa kami kembali bersama.

Demi tender proyek ini, setiap hari, sepulang kerja, kami melemburkan bergantian antara di apartemenku dan apartemennya kami tidak memberitahukan siapapun, kami berniat merahasiakan sampai tender itu benar-benar ditangan kami.

Proposal akhirnya bisa diselesaikan sebelum tender dijatuhkan dan kami berkesempatan mempresentasikannya.

Tetapi tender tidak kami peroleh. Aku merelakannya, tetapi Septi tidak.

Beberapa minggu kemudian, Ia menelepon dan memberitahuku bahwa ia memperoleh tender itu.

How?” tanyaku.

You don’t need to know how I got it. You’re with me or not?

“Kamu melakukannya lagi, Iya kan?”

”Kali ini aku melakukannya untukmu dan impian kita.”

Kututup ponselku. Kuingat kembali apa yang mengakhiri hubungan kami, ia rela tidur dengan orang yang berwenang mengambil keputusan dalam memenangkan tender. Tak ada laki-laki yang tak tergoda dengan kecantikan dan kemolekkannya walaupun begitu ia tetaplah arsitek yang piawai.

Aku memang tidak pernah menyetujui caranya memperoleh tender tetapi demi impianku, kali ini aku memberikan pengecualian.