Wednesday, February 15, 2012

FULL GALAU #20HariNulisDuet Day 6 with @rayfarahsoraya


21.00 WIB Ponselnya berbunyi,
“Halo, apa? Nggak ah, nggak ikutan sudah pe-we nih.” Ajakan Susi ditolaknya karena dia sudah nyaman dengan piyamanya di depan televisi.

Kali ini Blackberry-nya yang berbunyi, tanda menerima twit dari yang mention-namanya.

@PuriBloom loh nggak kemana-mana, ada free flow nih... cepetan! Lo kan gila minum

Balas;
@NinotCentil Kagak ahh, gw dah insyaff!

Dibalas;
@PuriBloom  gak salah denger gw? RT @NinotCentil Kagak ahh, gw dah insyaff!

Balas;
@NinotCentil Nggak! Kecuali lo kagak ngerti bahasa gw ;p #Kaburr

Dibalas;
@PuriBloom Sialannn! RT @NinotCentil Nggak! Kecuali lo kagak ngerti bahasa gw

Blackberry dimatikan.

Kembali pada posisi berbaring di sofa, menonton televisi.

Lapar ...
Jalan ke dapur, buka lemari, cari makanan kecil, tak menemukan apa-apa. Cari nomor telepon delivery, KFC.

Menelepon KFC ...
”Selamat malam KFC Delivery dengan Rahmat disini ada yang bisa saya bantu?”

”Nomor telepon saya 08180800079 mau pesan 1 bucket chicken wings sama kentang, cepetan yah!Dengan Puri,Mas, Jalan Senayan no.43,Mas”, buru Puri,tidak sabar

“Mbak Puri di Jalan Senayan no 43, Senopati ditunggu 15 menit yah, pesanannya 1 bucket chicken wings tambah French fries ukuran medium apa large mbak? “

Karena Lapar berat,”Large, cepetan yah!”

“Oke, 1 bucket chicken wings dengan French fries large, ada pesanan lainnya? Puding barangkali?” Namanya juga jualan, harus usaha donk yah.

“Nggak, makasih. Cepetan yah!” Sekali lagi menegaskan.

”Baiklah total harganya 89,200 rupiah,pakai uang pecahan berapa Mbak?”

”Rp.100.000,- ” Jawabnya malas.

”Baik, 1 bucket chicken wings dengan French fries large, dengan uang Rp.100.000,- berarti kembaliannya 10800 rupiah ditunggu yah. Selamat malam dan terima kasih.”

”Kembali!” Menutup telepon.

Kembali ke sofa.

****
"Anjrit,ujan lagi!!",umpat Puri. Badannya yang sedang asik bermalasan di sofa panjang harus bangun dan menutup gordin. Rasa cemas terbesit karena perutnya kepalang lapar dan takut pesanannya akan datang sangat terlambat. Petir saling menyambar.

“Parah banget ujannya Ya Tuhaaan”

Tok Tok Tok ...
"KFC Delivery,Selamat malam"
Puri berlari kecil menghampiri pintu dan membuka pintu,
"Ya ampun...",Puri terkejut melihat pemandangan si pengantar pesanannya
Basah,sangat kuyup,bahkan jas hujannya tidak dapat melindungi seragamnya.
"Ya ampun,Mas"
"Selamat malam, Wings Bucket dengan French Fries dengan pecahan 100.000 dan ngga pake lama,Mbak Puri?"
Lelaki itu masih bisa tersenyum,menjalankan SOP sebagai pengantar pesanan yang harus tetap tersenyum.'Manis',batin Puri,sedikit terpesona
Puri menyerahkan pecahan uang tersebut dan mengambil pesanannya. Dan geledek malam itu menyambar hingga menimbulkan banyak alarm mobil berbunyi dengan sendirinya.
Ini bukan cuaca yang tepat untuk ada di luar,sama sekali bukan,pikir Puri,ikut cemas.
"Mas,mau berteduh dulu di rumah saya?Ini udah ngga aman lagi,hujan sama geledeknya ngancem banget loh"
“Nggak apa-apa mbak! Saya harus nganter ke tempat lain lagi, Selamat malam.”
****

Keesokkan harinya 17.00 WIB masih malas pergi kemana-mana, ponsel  baru dibukanya setelah dimatikan seharian dan ternyata ada 15 panggilan tak terjawab dan pesan suara. Dibukanya satu per satu,
Pesan 1:
“Puri! Pencuri, mau lari kemana? Sebentar lagi kami akan berkunjung ke rumah lo!”
Pesan 2:
“Heh, biarpun handphone dimatikan, lo nggak akan bisa kabur, malingggg!”
Pesan 3 dan seterusnya berupa ancaman dan teror terus-menerus dari suara laki-laki.

Puri ketakutan membayangkan laki-laki pemilik suara itu. Kegalauan menghantuinya kembali. Sudah beberapa hari ini ia tidak masuk kerja, jarang keluar bersama teman-temannya, hanya mengurung diri di rumah, KETAKUTAN!

Takut orang itu datang dan menemukan rumahnya, untungnya orang itu hanya tahu alamat kantor, tapi ada nama ibuku, “OH!” Ia berteriak dalam hati dan baru ingat di formulir data pribadinya ada nama Ibu kandung.

“Mungkinkah mereka bisa melacak rumahku dari nama ibuku?” keluhnya dalam hati.

Terbayang kemarahan ayahnya yang menakutkan jika sampai tahu hal ini. Tapi mau nggak mau sepertinya harus minta bantuan ayah kalau tidak mau dikasari sama debt collector jika mereka bisa melacak rumahnya.

Puri bergidik membaca sms dan jumlah panggilan tak terjawab dari lelaki tersebut. Mungkin sudah saatnya bagi Puri ntuk memberitahukan semuanya kepada Mama dan Papa, menggenapi semua ulah Puri kepada mereka. Batin Puri tidak tenang, Puri juga takut kedua orangtua nya akan kena bahaya. Perlahan Puri menekan keypad dan menghubungi Mama-ya, seketika itu terdengar ketukan di pintu...

Tok..tok..tok..
Seorang laki-laki asing bertanya dengan sopan,”Apa benar ini rumahnya Puri Setiawati?”

“Iyah, siapa yah?”

“Bisa bertemu dengan Puri?” tanyanya kembali dengan sopan.

“Dari siapa dulu?” Tanya Puri lagi sebelum menjawab.

“Puri yah?” suaranya berubah menjadi seperti pesan suara di ponselnya.

Dok dok dok!!! Suara pintu diketuk lebih keras lagi setelah Puri menutup pintu dan menguncinya.

"Keluar kamu,Puri!!!!!", teriak lelaki itu lagi.

Saat itu Puri sadar semuanya sudah terlambat, lelaki itu datang dan ia tidak bisa berbuat apa-apa lagi.

Puri lemas, sayu dan kaget terkulai dibalik pintu. Lembaran tagihan kartu kreditnya jatuh terlempar, tertera;


Bank Rakyat Sejahtera
Invoice # 2378


Tagihan akhir bulan ini  Rp. 20.586.000,-
pembayaran minimum Rp.   2.058.600,-

Dengan Gajinya yang hanya Rp.2.000.000,- saja, Puri tidak bisa berpikir apa-apa lagi.


-end-

No comments:

Post a Comment