Wednesday, February 29, 2012

JUST ANOTHER E-LOVE #20HariNulisDuet With @Ririntagalu


Lefteris: Hi, i already book the ticket
Darsih : Ahh, finally. looking forward to meet you soon...

Chat terakhir dengan Lefteris, sebelum ia datang ke Indonesia. 
enam bulan sudah Darsih berhubungan dengan pria Yunani, yang dikenalnya lewat sebuah website. Perasaan senang bercampur khawatir menghinggapinya menunggu kedatangan Lefteris.

Sudah dua laki-laki yang pernah berhubungan dengannya di internet dan berjanji menemuinya tetapi berakhir dengan penipuan. Ia sangat berharap Lefteris adalah nyata, tidak hanya sebuah profil yang dibuat untuk menipunya.

Sebuah pesan singkat dari Lefteris diterimanya ketika menuju airport dari Bogor.
Transit in Malaysia
in few hours will arrived in Jakarta
can’t wait to see you.

[Beberapa jam kemudian]

Darsih mengetikkan pesan ke ponsel Lefteris,
Are you landing yet?

[Tidak ada balasan]

Darsih mulai berfikir bahwa Lefteris tidak nyata, ia hanya salah seorang dari profil penipu di website jodoh tersebut.

[Mulai cemas dan kecewa]

TIba-tiba ponselnya berbunyi, pesan singkat dari Lefteris.
Wait for me, there is a problem in immigration

[Akhirnya tiga jam penantian berakhir]

Seorang Lelaki muncul dari balik bilik kedatangan, kemerahan dengan bewok tipis keabuan menghiasi wajahnya tak jauh berbeda dari yang terlihat di foto dan webcam.

”Ia nyata, lelaki itu benar-benar disini, menemuiku.” Darsih bersorak dalam hati.

Kikuk menerima pelukan dari Lefteris yang kegirangan menemui Darsih. Salah satu akibat perbedaan kultur, tetapi akhirnya mereka bisa mengatasinya beberapa menit kemudian.

Lelaki itu setelah menghabiskan waktu berjam-jam di pesawat ditambah transit masih harus melakukan perjalanan sekitar lima jam ke Sukabumi, belum ditambah macet di jalan raya Bogor. Walaupun Darsih yang menyetir selama perjalanan, tetap saja harus diberi acungan jempol pada lelaki yang sedang membuktikan cintanya itu.

Darsih menginginkan Lefteris bertemu orangtuanya sebelum mereka berdua pergi liburan ke Bali. Adat istiadat ketimuran tetap dipegangnya.

Setelah melewati Jakarta, beristirahatlah di tempat peristirahatan sebelum memasuki Ciawi.

Terjebak macet antrian angkot di Jalan Raya Bogor, Lido, Cigombong, Cibadak  yang lainnya setelah melewati Ciawi-Bogor. ~Long Ride to Sukabumi episode 1  

 Akhirnya tiba di rumah  Darsih.
"This is your house?"
"Yess. What's in your mind?"
"Sweet, I love this."
Darsih senang dengan tanggapan Lefteris.

"This is my mom, and dad," kata Darsih ketika memperkenalkan kedua orangtuanya. Kedua orangtuanya tidak terlalu banyak komentar mengenai Lefteris, dan mengapa Darsih memilih dia yang berasal dari luar negeri, dunia yang berbeda dengan mereka. Mereka tidak punya pilihan ketika putri mereka satu-satunya sudah memasuki usia yang tidak muda dan masih lajang.

"They're still energic," komentar Lefteris tentang orangtuanya. Darsih merasa Lefteris tahu bagaimana membuatnya merasa senang.

Masa liburan di Bali.
"You're beautiful," puji Lefteris. Dan sebuah kecupan mendarat di dahi Darsih.
Darsih tidak merasa kikuk lagi, dia sudah terbiasa dengan ungkapan sayang dari Lefteris.

Makan malam keempat di Bali.
Kali ini Lefteris sudah berlutut di hadapan Darsih.
"Will you marry me?" Darsih terperangah. Dia tidak menduga Lefteris akan melamarnya, secepat ini.
Tapi, melihat Lefteris yang berlutut di hadapannya ditambah dengan bunga mawar putih di tangan Lefteris dan cincin di tangan yang lain, membuat pertahanan Darsih musnah. Dia mengangguk. Dan langsung tenggelam di pelukan Lefteris. Kini, sebuah kecupan berada di bibirnya.

Hari keenam ketika mereka sedang duduk di beranda hotel.
"When we married, we will stay in Indonesia, right?"
"Don't you want to stay in Greece?"
"Not like that, but I can't leave my parents here alone. They need me here,"
"So, we will take them with us." ucap Lefteris enteng. Darsih merasa salah. Dia tidak mungkin memaksa ibu dan ayahnya ikut ke Yunani, memaksa mereka beradaptasi di negeri orang.

Liburan usai.

Lefteris harus kembali ke negaranya dan meninggalkan Darsih, wanita yang baru ditemuinya walaupun sudah berhubungan lama di internet.

Keduanya memang bahagia tetapi saat-saat seperti ini membuat mereka sangat sedih, bertemu dengan cinta mereka yang telah terpisah sekian waktu karena jarak tetapi harus kembali terpisah dan berhubungan lewat internet lagi.

Di bandara Soekarno Hatta. Mereka berusaha tegar.

”I only able to accompany you until here.” ucap Darsih menahan kepedihannya di depan pintu masuk keberangkatan.

“Why? You need to go now? We still have time together.” Lefteris menarik tangannya.

“No, cannot! I don’t have the ticket.”

“Owh, I thought everyone can go until the closes to the airplane.

“No, we can’t. Need special permits.”

“Ok, wait here. I’ll be back!”

Setelah Lefteris selesai check in ia kembali menemui Darsih, keduanya tak rela harus berpisah lagi. Keduanya tetap berusaha menahan air mata mereka.

Akhirnya mereka pergi membeli coffee dan kue, keduanya mencoba mengalihkan agar tidak terbawa sedih dengan mengecek ponsel masing-masing sambil melihat jamnya.

“You have tissue, Darsih?”

Saat itu mata mereka bertatapan dan Darsih mendapati mata lelaki yang baru kopi darat dengannya beberapa minggu, merah dan basah.

Dalam hati Darsih berkata, “Betapa besar cinta lelaki ini kepadaku, ia menangis untukku, tangisan pedih karena takut kehilangan”

Pada saat tatapan mata mereka bertemu, wajahnya terasa panas dan matanya pun mulai basah dan kelopaknya tak bisa lagi menampung air matanya. Mereka berdua menangis dan menyadari bahwa cinta mereka memang nyata, perasaan mereka sama.

Darsih tetap harus melepas Lefteris kembali ke negaranya begitu juga Lefteris dengan berat hati harus pergi meninggalkan wanita yang dicintainya dan berharap agar Tuhan merestui dan melancarkan segalanya agar mereka bisa bersama lagi dalam waktu dekat.

Di pintu check in keberangkatan luar negeri, terjadi lagi adegan Ada Apa dengan Cinta, hanya saja berbeda pemain. Keduanya saling berpelukan dan berciuman tak rela terpisahkan dengan ditonton sekian banyak orang yang sedang lalu lalang di bandara. 

No comments:

Post a Comment